Mendaur Ulang sampah Plastik Menjadi Plastic Tar Road (Jalan Raya Plastik) yang diterapkan India

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan ingin Indonesia mencontoh India dalam pemanfaatan sampah plastik.

Luhut menyatakan, Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia harus bertindak cepat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan. Indonesia disebutnya perlu segera belajar memilah sampah dan mengolahnya jadi sumber energi tepat guna.

“Kita semua harus sepakat, setelah ini mulai pilah-pilah sampah untuk pemanfaatan waste to energy. Selain sebagai sumber listrik, sampah plastik ini juga bisa jadi bahan baku jalan (aspal). (Pembuatannya) lebih murah 10 persen, dan itu sudah ada di India,” ujar Luhut dalam peringatan Hari Bumi bertajuk “Save Our Sea” yang diselenggarakan di kawasan Pelelangan Ikan Cilincing, Jakarta Utara, pada Sabtu (6/5).

Luhut juga mengatakan pihaknya sudah mempelajari cara mendaur ulang sampah plastik menjadi plastic tar road, atau jalan raya plastik, yang diterapkan India.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, yang melalui Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental telah ditunjuk oleh Presiden untuk menjadi Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga menandatangani kontrak kerjasama dengan pemerintah India untuk mewujudkan rencana ini.

“Sekarang 26 ribu kilometer jalanan di India sudah dibuat dari (hasil daur ulang) plastik, dan kita melalui Kementerian PU PR sudah melakukan kerjasama dengan India,” ujarnya.

Sebagai estimasi, dibutuhkan 50 ton sampah plastik untuk membangun satu kilometer jalan.

“Sementara jumlah sampah di Jakarta itu saja hampir 6500 ton per hari. Jadi bisa dibayangkan betapa besarnya biaya yang bisa dihemat dan manfaat yang bisa dirasakan kalau kita bisa daur ulang buat jalan,” kata Luhut.

Selain itu, kata Luhut, ia juga ingin mendorong para pemilik usaha pembuat kantong plastik untuk mengganti bahan baku utamanya dengan bahan-bahan ramah lingkungan.

“Kami ingin kantong plastik dengan bahan utama singkong supaya bisa didaur ulang. Atau dengan seaweed (rumput laut), atau palm oil. Kami ingin bangun industrinya, supaya enggak tergantung sama plastik,” tambahnya.

SUMBER

Tinggalkan komentar