Berbelanja, juga secara online, menghasilkan sampah

Lihatlah kotak sampah dalam kantor Anda mulai hari ini dan sepekan ke depan. Semoga isinya tak melebihi biasanya karena sejawat Anda mengalamatkan pesanan Harbolnas ke rumah dan indekos.

Biasanya sampah dari barang pesanan itu berupa kertas (karton, faktur, dan manual) dan plastik. Jenis kedua dimulai dari bungkus plastik degradable sediaan perusahaan kurir, lembaran plastik bergelembung (bubble wrap), dan plastik kaku berceruk sebagai cangkang barang.

Plastik memang menjadi beban bagi lingkungan. Maka menyusul sejumlah daerah — yang terahir Kota Bogor, jawa Barat — Kota Bekasi pun akan melarang pengusaha ritel menyediakan tas plastik.

Akan tetapi tak berlaku untuk semua plastik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Lutfi, kemarin (11/12/2018) menyatakan, “Kita sarankan pakai biodegradable. Semacam kantong plastik juga tapi mudah hancur. Terbuat dari singkong.” (h/t detikcom)

Pemkot Bekasi sudah melakukan sosialisasi pelarangan tas keresek selama setahun. Kata Jumhana, di Kota Bekasi ada lebih dari 200 toko ritel yang sebagian besar masih menyediakan kantong plastik kepada konsumen.

Sandy Nurdiansyah /Beritagar.id

“Sementara sampah plastik yang diproduksi masyarakat setempat saat ini mencapai rata-rata 1.900 ton per hari,” katanya.

Perihal sanksi bagi pelanggar, Jumhana katakan, “Harus ada aturan lagi, karena ini menyangkut masyarakat, bisa saja ritel dijatuhkan sanksi bila melanggar.” (h/tRepublika.co.id)

Baiklah. Mengurangi tas keresek dan plastik lainnya adalah satu hal. Lantas bagaimana membuangnya adalah hal lain. Hampir setiap daerah punya aturan. DKI Jakarta memiliki Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.

Tak semua warga tahu perda itu. Tapi setiap orang pernah melihat tiga kotak sampah berdampingan, masing-masing berwarna kuning, hijau, dan merah. Beda warna beda jenis sampah.

Taruh kata setiap orang mematuhi aturan memilah sampah, adakah jaminan bahwa petugas sampah juga akan meneruskan pilahan hingga ke tempat pembuangan akhir?

Deutsche Welle Indonesia, media Jerman, Juni lalu menulis bahwa Indonesia harus mencontoh Jerman.

Jika Anda ingin tahu perjalanan sampah plastik dalam daur ulang, Vice Indonesia enam bulan lalu menceritakan dan memfoto tahap-tahapnya.

SUMBER

Tinggalkan komentar