Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap 21 Februari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) fokus melakukan aksi bersih-bersih pantai dan laut di seluruh Indonesia.
Hal ini juga senada dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2017 yang diusulkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) yaitu Global Campaign Sea Champion Country.
"Kita akan fokus di pantai dan laut," kata Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Tuti Hendrawati Mintarsih saat konferensi pers, Selasa (14/2/2017).
Untuk diketahui, menurut data yang dilansir dari Surat Edaran Pelaksanaan Peringatan HPSN 2017 dari Kementerian Kehutanan, Indonesia memiliki potensi sampah plastik yang ada di lautan mencapai 187,2 juta ton/tahun. Indonesia juga menjadi negara kedua terbesar di dunia yang menyumbang sampah ke laut setelah Tiongkok.
Dikatakan Tuti, rangkaian HPSN akan dilakukan di tiga kota Indonesia, yakni Jakarta, Bali dan Surabaya. Pemilihan kota itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, pada 23 Februari di Bali akan dilaksanakan Clean Sea Campaign. Indonesia serta Swiss juga dinilai oleh UNEP sebagai negara yang berhasil melakukan kampanye mengurangi sampah plastik di laut.
Pada 23 Februari juga akan diluncurkan Global Campaign of Clean Sea Champion Country dan negara pertama yang akan melakukan kampanye reduksi plastik adalah Indonesia dan memilih Pantai Kenjeran Surabaya. Adapun tagline acara puncak adalah 'Nenek Moyang Ku Orang Pelaut Bukan Pembuang Sampah Ke Laut'.
"Karena Pantai Kenjeran punya sejarah sebagai pantai paling tercemar. Namun wali kota memiliki komitmen, sehingga sekarang pantainya jadi bersih," jelas Tuti.
Tuti juga mengatakan dalam kesempatan tersebut akan hadir pula komunitas-komunitas, selain memperingati HPSN 2017 juga mengenang tragedi longsor sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwi Gajah pada 21 Februari 2005 lalu. Di mana pada tragedi tersebut merenggut sebanyak 141 orang meninggal dan enam orang terluka dengan pembayaran ganti rugi sebesar Rp65 Miliar.