Penanganan Sampah Perkotaan Harus Komprehensif

Mataram – Persoalan sebuah kota yang paling sering mendapat sorotan ialah sampah. Termasuk juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang terus menerus diupayakan penyelesaiannya oleh Pemkot Mataram.

Menangani sampah di kota ini menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Mataram, Irwan Rahadi harus diselesaikan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir. Dari sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA). “Semua harus berkesinambungan,” jelasnya dalam diskusi terbatas yang digelar Suara NTB, Sabtu, 11 Maret 2017.

Menurutnya penanganan dari hulu ke hilir ini telah berjalan di Kota Mataram. Namun ia mengakui belum optimal, karena beberapa kendala. Akibatnya kerap ditemukan tumpukan sampah di berbagai titik yang merusak pemandangan kota. Sejak ia mulai menjabat sebagai Kepala Dinas LH pada Februari lalu, beberapa terobosan mulai dilakukan Irwan dalam rangka mengoptimalisasi penanganan sampah ini.

Kebijakan pertama yang telah diberlakukan ialah mobilisasi malam, di mana mobil pengangkut sampah mengambil sampah di TPS pada malam hari untuk mencegah munculnya timbunan sampah keesokan harinya.

Tapi mobilisasi malam juga belum dilakukan di semua TPS, melainkan di TPS-TPS jalur protokol dan yang rawan tumpukan sampah. Masih terbatasnya mobilisasi malam karena keterbatasan kemampuan kendaraan pengangkut sampah yang dimiliki Dinas LH. Diutamakannya TPS di jalur protokol, karena biasanya jalur tersebut dilalui wisatawan baik asing maupun domestik.

“Kita ingin menyajikan ketika mereka melintas mereka tak lihat sampah dan itulah strategi paling pertama kita lakukan ialah melakukan mobilisasi malam. Dan saya pastikan di TPS-TPS strategis di jalan utama kota saya pastikan pukul 00.00 itu bebas sampah,” jelasnya.

Baca juga:  Tumpukan Sampah Dekat Pasar Selak Belum Tertangani

Melalui mobilisasi malam ini dipastikan pengangkutan sampah juga lebih efektif. Sebelum ini diterapkan, ia melihat pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dapat rampung pukul 11.00.

“Tapi kalau saya lakukan mobilisasi malam sampah yang tersisa hanya sampah pukul 00.00-06.00, tidak lebih dari setengah dump truck. Ketika keluar jam 06.30, kendaraan sudah di TPS dan jam tujuh sudah bersih,” jelasnya.

Para petugas sampah di lingkungan juga telah mengikuti aturan baru ini. Setelah tahu ada kendaraan yang menunggu di TPS pada malam hari, maka mereka akan keluar mengantar sampahnya pada malam hari sehingga sampah dari gerobak maupun kendaraan roda tiga bisa langsung naik ke truk tanpa harus tertumpuk di TPS. “Buruh kami menunggu di atas truk. Ada sinkronisasi, keharmonisan dalam bekerja. Ini yang terjadi sekarang,” ujarnya.

Kebijakan ini dirasa Irwan cukup efektif bisa mengurangi tumpukan sampah pada pagi hari, khususnya di TPS-TPS rawan. Kendati telah tertangani, muncul lagi persoalan yang sama di TPS-TPS liar. Salah satu TPS liar yang ia contohkan ialah di belakang bangunan Mataram Mall, Karang Tapen Kelurahan Cilinaya.

Jika sampah tidak diangkut dari TPS itu, maka kemudian akan kembali muncul persoalan baru. Dengan rencana pembelian kendaraan roda tiga untuk semua lingkungan diharapkan persoalan TPS liar ini dapat teratasi. Tugas lingkungan untuk mengantarkan sampah dari rumah tangga ke TPS sesuai amanat Perda bisa berjalan maksimal. Sedangkan Dinas LH bertugas mengangkut sampah dari TPS ke TPA. Setelah ini berjalan, Irwan mengatakan akan menghilangkan TPS-TPS yang ada di pinggir jalan.

Baca juga:  Pemkot Mataram Minta Semua Hotel Sediakan Kontainer Sampah

“Target kita setelah Tossa (merk kendaraan roda tiga) ini, kita ingin menghancurkan seluruh TPS di jalur utama. Tidak ada lagi di Jalan Pendidikan, Jalan Pemuda, Jalan Langko itu mini bin dan segala  macam. Semua akan masuk ke TPS dan transfer depo,” paparnya.

Selain itu ia juga meminta masyarakat agar patuh terhadap jam pembuangan sampah yang telah diatur dalam Keputusan Walikota Nomor 513 Tahun 2011 yaitu pukul 18.00-06.00. Di TPS-TPS rawan, telah ditempatkan Satgas LH untuk mengawasi warga yang membuang sampah di luar jadwal.

Keterbatasan anggota satgas yang hanya 23 orang ini membuat pihaknya masih melakukan pengawasan hanya di TPS-TPS rawan. Ke depan pengawasan oleh satgas ini juga akan dievaluasi. Pihaknya ingin melihat bagaimana tingkat kesadaran warga mengikuti aturan jadwal pembuangan tersebut jika satgas ditarik dari TPS. “Minggu-minggu ini begitu tinggi tingkat kesadaran masyarakat setelah kami tempatkan satgas dan kita terus evaluasi,” pungkasnya. (ynt)

SUMBER

Tinggalkan komentar