
TANJUNG REDEB – Tak semua menabung menggunakan uang atau barang berharga lainnya. Sampah terbuang dan barang bekas juga bisa jadi tabungan bahkan mendatangkan uang. Pemkab Berau menjalankan program bank sampah. Masyarakat pun mempunyai peluang menabung dan menghasilkan pundi-pundi uang.
Bank sampah salah satu upaya pemerintah mendidik warganya memanfaatkan sampah. Selain ingin menerapkan program 3R (Reduce, Reuses, Recycle). Selain lingkungan bersih, bisa termotivasi mendapatkan pendapatan.
Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan (DLHK), Berau banka sampah sudah berjalan sejak 2014 silam. Awalnya, sampah dikumpulkan dari kantor pemerintahan saja, tapi mulai berkembang pasokan sampah dari sekolah-sekolah hingga RT.
Sampah umumnya terdiri sampah non organik dan sampah kering. Seperti botol plastik, kertas HVS, kaleng alumunium dan kardus. Masing-masing sampah dikumpulkan memiliki nilai harga berbeda,untuk 1 kilogram botol plastik dihargai Rp1.000, kertas HVS Rp1.100, kaleng alumunium Rp8.000 dan kardus Rp800.
“Sampah dikumpulkan bisa diantar langsung ke kantor BLH atau kita ambil. Tidak perlu langsung banyak, dalam jumlah kecil pun akan kita tampung,” kata Kepala Bidang Kebersihan dan Limbah B3, Junaidi.
Sampah disetorkan akan dicatat nilainya sesuai timbangan dikumpulkan. Cara seperti ini bisa disebut deposito sampah atau buku rekening sampah dipegang warga. Jika sewaktu-waktu ingin mencairkan uangnya, BLH akan melayani. (sam)