Surga Wisata Indonesia Terancam Sampah Plastik, Apa Solusinya?

Salah satu lokasi wisata di Bali, yaitu Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, dipenuhi sampah kiriman. Terutama sampah plastik yang terdampar akibat gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan selatan Bali.

“Sampahnya sudah mulai banyak sekitar seminggu terakhir. Tapi memang 3-4 hari ini jumlahnya sangat banyak,” ujar warga Kedonganan, Mud Sarif, saat ditemui di pantai setempat di Badung, Minggu.

Meskipun tumpukan sampah tersebut mengganggu aktivitas warga dan nelayan serta mengurangi kenyamanan wisatawan, Mud Sarif bersama sejumlah rekannya justru memanfaatkan fenomena itu untuk mencari sampah dan menjualnya kembali.

“Hari-hari biasa, saya mencari sampah di jalan-jalan. Cuma karena sekarang di sini sampah plastiknya banyak, ya kami cari sampahnya di pantai saja sambil bantu bersih-bersih juga,” katanya.

Ia mengaku, dalam sehari dapat mengumpulkan sekitar 50 kilogram sampah plastik yang kemudian ia jual kembali dengan harga sekitar Rp2 ribu per kilogram untuk jenis sampah botol plastik bekas air mineral.

“Ini yang kami ambil kebanyakan botol atau gelas plastik. Itu yang harganya lebih mahal. Kebetulan, di pantai ini sampahnya juga banyak yang botol air mineral bekas,” ujar Seni, warga pencari sampah yang lain.

Menurutnya, meskipun petugas kebersihan bersama warga dan nelayan rutin membersihkan sampah-sampah itu, namun sampah masih terus berdatangan terbawa gelombang laut akibat musim angin barat dan mengotori pantai.

“Kalau gelombang lautnya masih tinggi dan anginnya masih kencang, sampah kiriman akan tetap berdatangan dan mengotori pantai,” katanya.

Sementara itu, Agista, warga asal Denpasar yang mengunjungi pantai itu berharap, masalah sampah terdampar itu dapat segera diatasi oleh pihak-pihak terkait karena dapat mempengaruhi citra pariwisata Pulau Dewata.

“Ya memang kalau dilihat ini susah, petugas dan warga terus membersihkan, namun sampah terus berdatangan terbawa gelombang laut. Mudah-mudahan cuaca dapat normal kembali agar pantainya kembali bersih. Kasihan nelayan juga tidak bisa melaut kalau cuaca seperti ini,” ujarnya.

Hingga informasi ini dilaporkan,  Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung belum dapat dikonfirmasi. Namun, tahun lalu, DLHK sempat menghimpun 500 ton sampah dari Pantai Kuta, sedangkan di Pantai Jimbaran dan Kedonganan tercatat 300 ton lebih.

Dari 500 ton sampah di Pantai Kuta tercatat 300 ton sampah tidak bisa diolah, sehingga dibuang ke TPA Suwung, Denpasar. Hal yang sama juga terjadi di Pantai Jimbaran dan Kedonganan yang tidak semua sampahnya bisa diolah.

Untuk penanganan sampah dalam setiap musim sampah kiriman yang bersifat tahunan itu, DLHK Badung mengerahkan ratusan anggota kebersihan dan beberapa unit mesin loader serta belasan truk sampah untuk mempermudah penanganan sampah kiriman.

Tinggalkan komentar