
Para warga di Kampung Bajo yang terdiri dari Desa Mola Selatan, Desa Mola Utara, Desa Mola Bahari, Desa Samaturu, Desa Nelayan Bhakti di Kecamatan Wangi Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menyambut baik upaya memilah dan mengolah sampah yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk memperlancar langkah tersebut, warga berharap difasilitasi sejumlah peralatan untuk mengolah sampah, khususnya sampah plastik, sehingga semakin bernilai ekonomis.
Demikian terungkap dalam focus group discussion (FGD) dalam rangka kampanye Gerakan Cinta Laut (Gita Laut) di Aula Desa Mola Selatan, Kamis (9/11).
Sarno, warga Desa Mola Bahari mengatakan, warga desa sudah ada yang mulai memilah sampah plastik menjadi barang yang bisa digunakan. Misalnya, bekas botol air mineral menjadi vas bunga, sampah bekas botol minuman menjadi lampion, dan sampah plastik bekas bungkus kopi dan juice disulap menjadi tas, taplak meja dan sebagainya.
“Warga sudah memilah dan mengolah, jadi akan lebih efektif jika pemerintah juga bersedia membantu penyediaan alat-alatnya. Misalnya mesin pencacah,” kata Sarno.
Rismawati, warga Desa Mola Selatan menuturkan sampah kebanyakan datang dari rumah tangga yang berasal dari warga setempat. Salah satu yang tidak bisa diolah adalah sampah bekas popok sekali pakai, sampah bekas pembalut wanita, dan sampah plastik kresek serta bekas minumanĀ sachet. Keberadaannya terus meningkat dan semakin meresahkan warga.
“Kalau saya amat amati memang sampah ini mendominasi kalau di sekitar lingkungan. Kesadaran warga juga masih rendah untuk tidak membuang sampah sembarangan ke laut,” ujar Rismawati.
Sementara itu, dosen Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Kezia mengungkapkan sampah plastik memang tak bisa hancur. Namun, sampah plastik bisa dimaksimalkan dengan diolah menjadi barang lain yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan.
“Sampah plastik kalau bisa dicacah itu bagus. Akan lebih baik kedepannya di Wakatobi ini dapat memiliki mesin pencacah sampah. Apalagi kalau sampah plastik yang dicacah ini nantinya bisa jadi campuran aspal,” papar Kezia.
Kepala Subdirektorat Restorasi, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Sapta Putra Ginting mengapresiasi semua ide dan pemikiran warga desa. Sapta berharap apa yang sudah dirumuskan dalam FGD tersebut dapat direalisasikan.
“Ternyata warga malah banyak yang sudah paham dan terampil. Kami sangat mengapresiasi hal ini. Semangat warga untuk mengolah sampah plastik dan mencegah sampah plastik dibuang ke laut sudah sangat baik,” tutur Sapta.
Sebelum FGD, pada Kamis pagi, sebanyak 400 warga dari lima desa tersebut di Wakatobi, melakukan bersih pantai dan laut bersama masyarakat, siswa, mahasiswa, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dan elemen TNI/ Polri. Aksi merupakan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) yang merupakan bagian dari kampanye Gita Laut.