Sampah, Sumber Masalah di Labuan Bajo

Pertumbuhan pariwisata yang cepat menyisakan masalah bagi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gerbang menuju kawasan Taman Nasional Komodo ini bermasalah dengan sampah dan pengelolaan sampah. “Sampah ini menjadi masalah utama, musuh bersama dari pariwisata di sini,” kata Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula saat acara BUMN Peduli Penanggulangan Sampah di Labuan Bajo oleh BNI dan Plataran di pelelangan ikan, Labuan Bajo, Rabu (28/3/2018).

“Sampah ini menjadi masalah utama, musuh bersama dari pariwisata di sini,” kata Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula saat acara BUMN Peduli Penanggulangan Sampah di Labuan Bajo oleh BNI dan Plataran di pelelangan ikan, Labuan Bajo, Rabu (28/3/2018).

Agustinus mengakui sampah menjadi sumber masalah sejak Labuan Bajo terbentuk menjadi kabupaten pada 2003. “Tidak ada kesadaran dari masyarakat. Harus dimengerti juga karena mereka lebih banyak kesibukan dalam hal ekonomi. Pasti mereka lupa tentang kebersihan,” kata Agustinus. Dari pantauan KompasTravel saat di Labuan Bajo, ada banyak sampah terutama di kawasan pantai. Misalnya di dermaga pelelangan ikan banyak sampah kemasan rumah tangga, kayu, kaca dari botol minuman, sampai terpal. Tak berbeda jauh di darat, selokan dipenuhi sampah kemasan minuman.

Meski ada banyak tempat sampah di titik pusat kota, nyatanya pengangkutan sampah juga belum maksimal. Beberapa tempat sampah tampak penuh sampai menggunung. Luas tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Labuan Bajo juga terbilang tidak seimbang dengan produksi sampah harian.

Data dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Manggarai Barat menyebutkan luas TPA di Labuan Bajo adalah 25 meter x 90 meter. Sedangkan dalam satu hari Labuan Bajo memproduksi 112.4 meter kubik sampah atau setara 12,8 ton. “Tempat pembuangan akhir sampah yang menjadi masalah karena sudah penuh,” ujar Agustinus. Sedangkan pengelolaan sampah di Labuan Bajo juga masih dalam tahap perencanaan oleh pemerintah setempat. Pengelolaan sampah masih bergantung pada lembaga swadya masyarakat.

Menurut Agustinus, sejalan dengan perkembangan wisata dan infrastruktur Labuan Bajo, ia yakin masyarakat akan sadar akan kebersihan. September ini rencananya akan dibangun lima hektar TPA baru untuk mengatasi permasalahan sampah di Labuan Bajo. Labuan Bajo dengan jumlah penduduk 32.000 jiwa merupakan gerbang ke Taman Nasional Komodo. Tahun 2017 tercatat 50.000 wisatawan yang masuk ke Labuan Bajo.

SUMBER

Tinggalkan komentar