Apakah Bioplastik Dapat Menjadi Solusi Atas Permasalahan Plastik?

Pencemaran plastik yang mulai menguasai lautan dan menyebabkan ratusan spesies laut mengonsumsinya adalah masalah yang terjadi saat ini dan dihadapi oleh seluruh makhluk hidup di dunia. Berbagai alternatif pun ditawarkan, salah satunya adalah bioplastik.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 8 triliun kilogram plastik yang diproduksi, dan sekitar 8 miliar kilogram di antaranya berada di lautan luas. Yang pasti plastik-plastik tersebut akan merusak lingkungan. Sekitar 180 spesies hewan laut pun terbukti mengonsumsi plastik.

Beberapa waktu lalu dunia dihebohkan dengan temuan paus sperma yang mati di Wakatobi. Bukan lokasi temuan yang membuat hal ini menjadi sorotan, melainkan isi dari perut paus nahas tersebut. Berbagai sampah plastik ditemukan, dari tutup galon air hingga terpal berukuran besar.

Namun faktanya, paus ini hanyalah satu dari sekian banyak kejadian yang menimpa hewan laut. Hal tersebut merupakan masalah global yang dihadapi oleh jutaan makhluk hidup. Semakin banyak ilmuwan yang ingin meneliti dampak dari penggunaan plastik. Beruntungnya, beberapa masyarakat seperi konsumen dan produsen mulai menyadari permasalahan ini. Mereka turut memberikan berbagai alternatif, salah satunya adalah bioplastik.

Plastik sendiri pada umumnya terbuat dari bahan sintetis dan diolah melalui proses polimerasi atau penyusunan rantai senyawa yang menggunakan bahan-bahan seperti minyak bumi.

Sementara itu, bioplastik mengacu pada plastik yang terbuat dari tumbuhan atau bahan biologis lainnya—bukan berasal dari minyak bumi. Bioplastik juga sering disebut sebagai plastik berbasis bio.

Bahan untuk membuat bioplastik salah satunya adalah Poli asam laktat (polylactic acid atau PLA) yang terdapat pada tanaman jagung dan tebu, atau polihidroksialkanoat (PHA) yang direkayasa dari mikroorganisme.

Plastik PLA yang mengandung glukosa biasanya digunakan untuk pembungkus makanan, botol plastik, sampai tekstil. PLA sendiri merupakan sumber bioplastik termurah dan yang paling sering ditemukan di pasaran.

Sedangkan PHA memiliki ciri yang lebih ulet, kurang elastis, dan bisa terurai. Bioplastik jenis itu banyak digunakan dalam industri dunia medis.

“Argumennya, bioplastik merupakan suatu alternatif untuk mengurangi jejak karbon,” ucap Ramani Narayan, ahli kimia dari Michigan State University.

Minyak bumi yang digunakan untuk membuat plastik sintetis adalah sekitar delapan persen setiap tahunnya. Dan dengan menggunakan bioplastik, masyarakat pun percaya akan penurunan penggunaan minyak bumi.

Namun hal ini tidak sepenuhnya memunculkan pandangan positif dan dukungan. Studi yang dilakukan oleh University of Pittsburgh pada tahun 2011 menemukan bahwa bioplastik menyebabkan ancaman atas berkurangnya lahan yang seharusnya digunakan untuk tanaman pangan.

zlikovec/Getty Images/iStockphoto

Bahkan ada juga yang mengkritik jika produksi bioplastik menjamur, maka sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk bahan pangan menjadi langka.

“Plastik berbahan dasar bio memang mempunyai manfaat, tapi hanya jika mempertimbangkan sejumlah faktor,” ucap Jenna Jambeck, ahli lingkungandari Universitas Georgia.

“Di mana tanaman itu tumbuh? Berapa banyak lahan yang dibutuhkan? Berapa banyak air yang dibutuhkan?” ucap Jambeck.

Bioplastik yang tidak terpakai lagi harus dikirim ke TPA terlebih dahulu untuk didaur ulang seperti plastik yang terbuat dari minyak bumi atau dikirim ke industri pengomposan. Industri pengomposan bisa memanaskan bioplastik dengan suhu yang tinggi yang memungkinkan mikroba untuk memecahnya.

Bila tanpa suhu yang tinggi, bioplastik tidak akan bisa terurai dengan sendirinya, di TPA bahkan tumpukan kompos di rumah.

Apabila bioplastik telah sampai ke laut, pada dasarnya akan berakhir sama seperti plastik sintetis, yaitu berubah menjadi mikroplastik yang tidak terurai sampai beberapa dekade ke depan. Pada akhirnya, bioplastik juga bisa menjadi ancaman bagi biota laut.

“Jika PLA (bioplastik) bocor keluar, itu juga tidak akan terurai di lautan. Ini sama saja seperti plastik industri umumnya,” ucap Jambeck.

Baca Juga : Penyu Terkecil di Dunia Terancam Punah, Mungkinkah Kita Penyebabnya?

Produsen bioplastik di AS adalah Produk Eco Colorado. Menurutnya, saat ini permintaan bioplastik meningkat cukup pesat dalam satu dekade terakhir.

“Minat konsumen dalam alternatif penggunaan plastik mendorong pertumbuhan itu,” ucap Patrick Krieger seorang asisten direktur bidang regulasi dan teknis Asosiasi Plastik Industri (PLASTICS).

 

SUMBER

Tinggalkan komentar