Sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia bersih dan bebas sampah pada tahun 2020, gerakan Bergerak untuk Indonesia Bebas Sampah (BIBS) 2020 kembali menyelenggarakan rangkaian gerakan nasional bertajuk Peduli Sampah Nasional (#PESAN2018). Kegiatan yang dilangsungkan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) ini akan dilaksanakan pada 17-25 Februari 2018.
Penanggung jawab BIBS 2020 Syir Asih Amanati mengatakan, BIBS mempunyai target ambisius di antaranya bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menandatangani aspirasi dari publik, mendorong terbentuknya circular economy di Indonesia, dan membuat publik bisa menilai kondisi persampahan di wilayah masing-masing melaui indeks persampahan di platform bebasampah.id.
“Gerakan ini bukan sementara tapi untuk jangka panjang. Tahun 2018 ini kami melanjutkan aspirasi publik sampai dipanggil oleh Bapak Presiden Joko Widodo, mudah-mudahan sebelum beliau lengser sudah ada tindakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia,” kata Syir pada acara Media and Community Gathering Peduli Sampah Nasional, Jakarta, Rabu (14/02).
Penggalangan aspirasi publik tersebut dilakukan melalui portal Change.org dalam laman change.org/AspirasiBebasSampah. Laman ini dibuat dalam dua bahasa yang bertujuan agar dunia internasional bisa mengetahui perubahan yang dilakukan oleh Indonesia.
“Bebas Sampah 2020 juga mendapatkan dukungan internasional dari berbagai negara dengan lebih dari 150 leaders dari 150 negara yang bertemu di Estonia. 150 leaders ini akan ikut serta dalam mendukung gerakan yang akan kami lakukan, karena isu persampahan ini terkait satu sama lain antar negara di planet bumi ini,” ucap Syir.
Tujuan gerakan BIBS 2020 juga ingin membentuk circular economy atau ekonomi melingkar yang berarti masyarakat tahu barang-barang yang digunakan berlangsung dan berujung ke mana setelah digunakan.
“Saat ini kita masih menganut sistem linear ekonomi yang mana setelah kita membuat sesuatu (barang) itu dibuang dan menumpuk di TPA karena uang kita habis hanya untuk ditumpuk di TPA jadi sampah. Maka dari itu kita harus ubah itu menjadi circular economy,” ujarnya.
Syir menambahkan, dari tahun 2015 gerakan BIBS 2020 sudah mendapatkan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahkan di tahun 2016 platform bebassampah.id bisa digunakan secara nasional.
“Kami mendukung usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk (program) ‘Tiga Bulan Bersih Sampah’. Di sisi lain kami ingin melengkapi usaha mereka (KLHK) dengan berkelanjutan tapi dengan versi kami. Kami saling menguatkan bukan menjatuhkan karena isu persampahan ini dihadapi oleh semua orang, jadi yang bergerak harus semua masyarakat Indonesia,” tegas Syir.
Selain dukungan dari KLHK, gerakan BIBS 2020 ini mendapat dukungan 1.024 komunitas dari 154 Kota di seluruh Indonesia. Seperti komunitas TurunTangan Jakarta yang mendukung gerakan BIBS 2020 ini dengan turun langsung ke masyarakat untuk mengedukasi dan memberikan pembelajaran tentang memilah sampah dan akibat membuang sampah sembarangan.
“Kami mensosialisasikan kepada lingkungan sekitar, misalnya warga RT dikumpulkan untuk bahas sama-sama apa masalahnya, jadi lebih turun tangan langsung untuk mengedukasi dan memberitahukan,” ujar Arif, anggota komunitas TurunTangan Jakarta.
Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang anggota komunitas Sahabat Blogger, Erika Wulandari. Ia mendukung gerakan BIBS 2020 tidak hanya di lingkungan sekitar tapi juga perlu diviralkan di media sosial. Caranya adalah dengan mengunggah tentang hal-hal yang mendukung aktivitas tidak membuang sampah sembarang, misalnya video pendek, di media sosial.