Luhut: Sampah Plastik Berdampak pada Kesehatan dan Pariwisata

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) didampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey (kanan) dan Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi Pratikto (kiri) di Sekretariat CTI-CFF, Manado, Jumat, 7 April 2017. (Suara Pembaruan/Margaretha Feybe L)\
____________________________________________________________________________________________________


Manado– Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) untuk memberikan perhatian serius pada penanganan masalah sampah plastik yang berdampak pada kesehatan dan industri pariwisata.

“Harus ada langkah konkret dari semua pihak untuk mengatasi masalah sampah plastik yang mengancam kesehatan manusia dan industri pariwisata,” tegas Luhut saat mengunjungi Sekretariat Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheries and Food Security (CTI-CFF) di Manado, Jumat (7/4).

Luhut yang didampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi Pratikto mengunjungi sekretariat CTI-CFF dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Nasional CTI-CFF Indonesia.

Luhut menegaskan kembali dukungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman atas pentingnya upaya-upaya konkret di lapangan terkait konservasi kelautan, perikanan berkelanjutan, dan ketahanan pangan yang dilakukan oleh organisasi multilateral CTI -CFF dengan pembangunan ekonomi kemaritiman di indonesia.

“Pada dasarnya tujuan kegiatan CTI -CFF kurang lebih sejalan dengan program -program pembangunan ekonomi maritim kita, misalnya pengelolaan sampah dan pengurangan plastik debris serta pengembangan industri strategis bidang kemaritiman berkelanjutan,” katanya.

Dikatakan, sampah telah menjadi ancaman industri pariwisata di Indonesia sehingga sangat berisiko terhadap pengembangan industri pariwisata yang merupakan sektor penyumbang anggaran terbesar bagi Indonesia.

“Sampah telah menjadi masalah serius bagi daerah ini sehingga perlu ditangani secara komprehensif termasuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengurangan dan pengelolaan sampah di daerah ini,” tambahnya.

Dijelaskan, isu sentral dunia saat ini adalah sampah berkaitan dengan penanganannya. Indonesia adalah negara urutan kedua penyumbang sampah setelah Tiongkok.

Hampir semua pelabuhan di Indonesia, lanjutnya, tidak bersih sehingga perlu dilakukan pembersihan di setiap pelabuhan dan sungai-sungai.

Luhut mengingatkan, sampah plastik di laut dimakan oleh ikan dan ini berbahaya untuk kesehatan manusia, terutama pada ibu-ibu hamil yang bisa menggangu janin yang di kandungan.

Luhut memuji program-program implementatif dari Sekretariat CTI-CFF dan Pemprov Sulut yang secara proaktif membersihkan sampah-sampah plastik dan sampah lainnya di perairan Manado terutama di sekitar Pulau Bunaken.

“Program-program seperti ini sangat dibutuhkan. Di samping itu juga ada penyuluhan kepada masyarakat agar ada upaya untuk mengurangi sampah,” tambahnya.

SUMBER

Tinggalkan komentar