Volume sampah di Kota Tarakan terus mengalami peningkatan sebanyak 11 hingga 12 ton setiap tahunnya. Peningkatan volume sampah ini tentu saja sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin luasnya wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup (BLH), khususnya pada pengelolaan sampah. Namun pertambahan volume sampah yang cukup signifikan ini tidak dibarengi dengan ketersedian lahan untuk menampung sampah masyarakat ini.
Kepala Unit Pengelolah Teknis (UPT) Abdul Muin ST mengatakan, jika saat ini volume sampah memang meningkat dan sedang mengupayakan lahan baru. Ia mengakui pertambahan produksi sampah itu oleh masyarakat. Peningkatan sampah ini juga diakuinya terjadi karena pada tahun 2016 lalu pihaknya sudah membuka rute baru pengakutan sampah yang sebelumnya tidak terlayani. Beberapa daerah jangkauan barunya yaitu, Tanjung Pasir dan Juata laut. Sebelumnya daerah ini tidak terlayani karena akses daerah tersebut sulit dilalui oleh kendaraannya. Salah satu titik yang hingga saat ini belum ia layani pengangkutan sampahnya yakni Binalatung, Pantai Amal.
Hal ini karena akses menuju daerah itu masih sulit dijangkau oleh kendarannya pengakut sampah.
Meskipun volume sampah yang dikelolanya meningkat signifikan setiap tahunnya, namun ia tak menampik jika semua sampah yang diproduksi masyarakat tidak terangkut oleh pihaknya. Dikatakannya saat ini masih banyak sampah yang belum terjangkau olehnya dan tidak terangkut ke TPA untuk dikelola. Untuk itu, ia setiap tahunnya juga melakukan upaya pembenahan-pembenahan agar semua sampah yang diproduksi masyarakat dapat dikelola di TPA. “Karena ada yang dibakar oleh masyarakat ada juga yang dibuang ke laut,” ujarnya mengakui hal itu dapat mencemari lingkungan.
Mengangkut seluruh sampah masyarakat adalah pekerjaan rumahnya yang saat ini sulit direalisasikan, karena kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang juga masih minim. Namun ia mengaku optimis dengan program sampah semesata saat ini, karena di setiap RT-nya sudah ada petugas sampah yang ditugaskan khusus mengangkat sampah-sampah yang ada di lingkungannya.
Selain itu seluruh masyarakat juga dilibatkan untuk membayar retribusi untuk upah petugas sampah di lingkungannya. Petugas pengangkut sampah yang ada di RT-RT ini juga menyusururi seluruh gang, berbeda dengan petugas pengangkut sampah sebelumnya yang hanya mengakut sampah yang ada di tempat pembuangan sementara.
“Diharapkan nanti lebih banyak lagi sampah yang bisa kita kelola atau kita bawa masuk ke TPA jadi nggak dibuang lagi di laut,” pungkas pria ini buru-buru meninjau lahan baru untuk membuka TPA baru.